Rumus menghitung bidang miring
Sudut = tan^-1 (delta Y / delta X)
di mana:
- Sudut adalah besarnya sudut antara dua bidang tersebut, dalam satuan derajat.
- Delta Y adalah perbedaan tinggi antara titik awal dan titik akhir pada bidang miring tersebut.
- Delta X adalah perbedaan jarak antara titik awal dan titik akhir pada bidang miring tersebut.
Untuk menghitung sudut antara dua bidang dengan rumus di atas, Anda perlu mengetahui perbedaan tinggi (delta Y) dan perbedaan jarak (delta X) antara titik awal dan titik akhir pada bidang miring tersebut. Setelah Anda mengetahui nilai delta Y dan delta X, Anda dapat menggunakan rumus di atas untuk menghitung sudut antara dua bidang tersebut.
Catatan: Rumus di atas hanya berlaku untuk sudut yang lebih kecil dari 90 derajat. Jika sudut yang diukur lebih besar dari 90 derajat, maka Anda perlu menambahkan 180 derajat ke hasil perhitungan tersebut untuk mendapatkan besarnya sudut yang sebenarnya.
Salah satu contoh penggunaan bidang miring adalah
Contoh soal bidang miring
- Sebuah bidang miring memiliki titik awal pada koordinat (0,0) dan titik akhir pada koordinat (4,3). Berapakah sudut antara bidang tersebut dengan sumbu horizontal?
Untuk menyelesaikan soal ini, pertama-tama kita perlu mencari nilai delta Y dan delta X. Nilai delta Y adalah perbedaan tinggi antara titik awal dan titik akhir, yaitu 3 – 0 = 3. Nilai delta X adalah perbedaan jarak antara titik awal dan titik akhir, yaitu 4 – 0 = 4. Selanjutnya, kita dapat menggunakan rumus sudut = tan^-1 (delta Y / delta X) untuk menghitung sudut antara bidang tersebut dengan sumbu horizontal:
Sudut = tan^-1 (3 / 4) = tan^-1 (0.75)
Contoh alat yang tergolong bidang miring
Beberapa contoh alat yang termasuk ke dalam golongan bidang miring adalah sebagai berikut:
- Kompas bidang miring: Alat ini digunakan untuk mengukur sudut antara bidang datar dengan sumbu vertikal. Kompas bidang miring biasanya dilengkapi dengan sebuah skala sudut yang menunjukkan besarnya sudut yang diukur.
- Goniometer: Alat ini digunakan untuk mengukur sudut antara dua bidang yang tidak sejajar. Goniometer biasanya terdiri dari dua lengan yang dapat diputar, di mana salah satu lengan dilengkapi dengan sebuah skala sudut yang menunjukkan besarnya sudut yang diukur.
- Bevel protractor: Alat ini mirip dengan goniometer, tetapi terdiri dari satu lengan yang dapat diputar dan dilengkapi dengan sebuah skala sudut yang menunjukkan besarnya sudut yang diukur. Bevel protractor biasanya digunakan untuk mengukur sudut-sudut yang terdapat pada benda yang memiliki bidang miring, seperti sudut-sudut pada sebuah bingkai gambar atau sudut-sudut pada sebuah bangun ruang.
- Inclinometer: Alat ini digunakan untuk mengukur sudut antara bidang datar dengan sumbu horizontal. Inclinometer biasanya dilengkapi dengan sebuah skala sudut yang menunjukkan besarnya sudut yang diukur.
- Clinometer: Alat ini mirip dengan inclinometer, tetapi biasanya digunakan untuk mengukur sudut-sudut pada bidang datar yang tidak sejajar dengan sumbu horizontal. Clinometer biasanya dilengkapi dengan sebuah skala sudut yang menunjukkan besarnya sudut yang diukur.
30 contoh lainnya dari alat yang termasuk ke dalam golongan bidang miring:
- Bevel square
- Combination square
- Digital level
- Engineers’ level
- Level stick
- Line level
- Machinist’s level
- Magnetic level
- Mini level
- Miter square
- Pivot level
- Precision level
- Profile level
- Rotary level
- Single-axis level
- Slope locator
- Torpedo level
- Tri-level
- Water level
- Woodworking square
- Angle rule
- Angle template
- Digital protractor
- Drafting protractor
- Drafting triangle
- Flexible curve
- Plastic protractor
- Rolling ruler
- Straightedge
- Triangular ruler