alwepo.com, KUALA LUMPUR – Kontrak berjangka minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives berakhir lebih rendah di tengah kekhawatiran atas melemahnya permintaan, menurut seorang trader.
Pedagang minyak sawit David Ng mengatakan, pelemahan di pasar minyak kedelai di US Chicago Board of Trade (CBOT) dan Dalian Commodity Exchange juga menekan harga CPO.
“Namun, produksi yang lemah dipandang sebagai penopang harga dalam waktu dekat. Kami menemukan dukungan di RM5.300 per ton dan resistensi di RM5.700 per ton,” katanya kepada Bernama.
Kepala penelitian komoditas Sunvin Group yang berbasis di Mumbai Anilkumar Bagani mengatakan kinerja ekspor minyak sawit 1 hingga 10 Februari tetap lesu, dengan penurunan 5% yang diperkirakan oleh ITS.
“Sangat penting untuk melihat bagaimana reaksi pasar terhadap minyak sawit dengan harga tinggi dan premium di atas minyak nabati lain,” katanya seperti dilansir The Edge Market.
Pada penutupan, kontrak berjangka CPO untuk Februari turun RM 25 menjadi RM 5.740 per ton, kontrak Maret 2022 kembali melorot RM 55 menjadi RM 5.649 per ton, April 2022 terpangkas RM 59 menjadi RM 5.535 per ton, Mei 2022 turun RM 70 menjadi RM 5.388 per ton, Juni 2022 adalah RM 81 lebih rendah pada RM 5.234 per ton dan Juli 2022 turun RM 81 menjadi RM 5.078 per ton.
Total volume turun menjadi 74.261 lot dari 115.730 lot pada hari Rabu, sementara open interest meningkat menjadi 280.440 kontrak dari 318.979 kontrak sebelumnya. Harga CPO fisik untuk Februari turun RM 20 menjadi RM5.800 per ton.
Leave a Reply
View Comments