alwepo, Jakarta, Dalam perubahan dramatis di dunia otomotif Jepang, Chairman dan Master Driver Toyota, Akio Toyoda, mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatannya sebagai Ketua Japan Automobile Manufacturers Association (JAMA). JAMA, yang mewakili 5,5 juta karyawan dari 14 produsen mobil, sekarang akan mengalami pergantian kepemimpinan yang ditunggu-tunggu.
Toyoda, seorang tokoh yang telah memimpin industri otomotif Jepang selama tiga periode masa jabatan dua tahun, yaitu pada tahun 2012, 2018, dan 2022, kini melangkah maju untuk memberikan tempat bagi pergantian generasi. Pensiunnya sebagai Ketua JAMA bukan hanya mengubah kursi kepemimpinan, tetapi juga mencerminkan perubahan pandangan terhadap masa depan industri otomotif.
Terkenal dengan sikap hati-hati terhadap adopsi massal mobil listrik dan mobil otonom, Toyoda telah menyoroti pendekatan multi jalur untuk membentuk masa depan otomotif yang berkelanjutan. Meskipun mendapat kritik, terutama terkait lambatnya adopsi mobil listrik di Jepang dibandingkan dengan pesaing global, Toyoda tetap bersikeras pada jalur alternatif menuju netralitas karbon.
Dalam menghadapi kritik tersebut, Toyoda mengakui perubahan sikap masyarakat secara umum. Dia menegaskan bahwa dorongan untuk terus maju datang dari “5,5 juta orang yang bekerja di garis depan” dan menekankan bahwa “Perubahan memerlukan waktu.”
Masanori Katayama, Chairman Isuzu Motors, dipilih sebagai pengganti Toyoda. Penunjukan Katayama sebagai pemimpin JAMA memperlihatkan pertama kalinya seorang pemimpin perusahaan truk memimpin asosiasi industri otomotif Jepang. Keputusan ini diambil di tengah kekhawatiran Jepang tentang kekurangan tenaga kerja, khususnya menjelang diberlakukannya undang-undang baru yang akan membatasi jam kerja pengemudi profesional.
Toyoda meyakinkan bahwa sektor otomotif tetap menjadi industri kunci bagi Jepang. Dengan transisi kepemimpinan yang akan dimulai pada 1 Januari 2024, Katayama akan didukung oleh para Wakil Ketua termasuk CEO Nissan (Makoto Uchida), Honda (Toshihiro Mibe), dan Toyota (Koji Sato), serta tokoh-tokoh terkemuka dari sektor bus, truk, dan sepeda motor. Perubahan ini menjadi langkah strategis dalam merespons tantangan masa depan dan memandang industri otomotif Jepang dengan arah yang lebih progresif.
Leave a Reply
View Comments