alwepo.com, KUALA LUMPUR – Merujuk laporan Malaysian Palm Oil Board (MPOB), dengan kegiatan ekpor minyak sawit masih tinggi, bersamaan dengan penurunan produksi, membuat stok minyak sawit Malaysia lebih rendah pada akhir Januari 2022.
Dalam laporannya MPOB mencatat bahwa stok minyak sawit mentah (CPO) Malaysia turun 7,7% menjadi 786.828 ton pada Januari 2022 dari 852.339 ton pada Desember 2021 menyusul adanya penurunan produksi.
Sementara total stok minyak sawit Malaysia Januari 2022 turun 3,9% menjadi 1,55 juta ton dibandingkan bulan Desember 2021 yang mencapai 1,61 juta ton, dengan stok minyak sawit olahan naik sedikit 0,5% menjadi 765.586 ton dari 761.717 ton di bulan sebelumnya.
Sementara itu, surveyor kargo Intertek Testing Services (ITS) mengatakan ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk 1 hingga 10 Februari turun 5% menjadi 318.078 ton dari 334.750 ton yang dikirim selama 1 hingga 10 Januari.
Dengan ekspor yang lebih tinggi dan angka impor yang lebih rendah merujuk laporan MPOB, menjadi gambaran dari dampak yang muncul akibat kebijakan Indonesia dalam beberapa minggu hari terakhir pada Januari, kata Aditya Jeripotula, Kepala Riset di TransGraph Consulting dilansir S&P Global Polling Platt.
Sebelumnya, produsen minyak sawit terbesar global, Indonesia mengumumkan bahwa eksportir harus mencadangkan 20% dari ekspor mereka untuk pasokan domestik pada 27 Januari lalu, untuk mendapatkan izin ekspor. Langkah yang berakibat sementara terhentinya kegiatan ekspor pada akhirnya mendorong harga minyak sawit berjangka naik tajam dalam beberapa hari terakhir.
Manajer Penjualan dan Dealer Derivatif Phillip Futures di Kuala Lumpur, Marcello Cultrera, memperkirakan pada Februari 2022, produksi minyak sawit Malaysia akan naik sekitar 3%, masih dibulan yang sama ekspor minyak sawit juga diperkirakan akan ada kenaikan sekitar 7% -8%.
Leave a Reply
View Comments