Ketika kita hendak ke pinggir, atau berbelok tentu kita harus memberikan tanda kepada pengendara lain untuk memastikan agar tidak terjadinya kecelakaan dalam berkendra, itulah lampu sein motor yang berfungsi memberitahukan pengendara lain.
Lampu sein adalah lampu yang digunakan pada sepeda motor untuk memberi sinyal atau petunjuk kepada pengendara lain di jalan raya. Lampu sein motor biasanya terletak di bagian belakang sepeda motor, dan berfungsi untuk memberi tanda kepada pengendara lain agar mengetahui arah pergerakan sepeda motor tersebut. Lampu sein motor juga dapat digunakan sebagai alat navigasi bagi pengendara sepeda motor untuk mengetahui arah jalan yang benar ketika sedang melakukan perjalanan.
Fungsi Lampu Sein
Fungsi utama lampu sein motor adalah untuk memberi tanda kepada pengendara lain mengenai arah pergerakan sepeda motor. Lampu sein motor juga dapat digunakan untuk memberi tanda kepada pengendara lain mengenai keadaan di jalan, seperti kemacetan atau bahaya lainnya. Lampu sein motor juga dapat digunakan sebagai alat navigasi bagi pengendara sepeda motor untuk mengetahui arah jalan yang benar ketika sedang melakukan perjalanan.
Cara Kerja Lampu Sein
Cara kerja lampu sein motor sangat sederhana. Lampu sein motor terdiri dari beberapa lampu yang dapat berganti-ganti warna, biasanya warna merah dan kuning. Saat lampu sein motor menyala dengan warna merah, ini berarti pengendara sepeda motor sedang mengindikasikan bahwa mereka akan berbelok ke kiri atau ke kanan.
Saat lampu sein motor menyala dengan warna kuning, ini berarti pengendara sepeda motor sedang mengindikasikan bahwa mereka akan melakukan pengereman atau menghentikan sepeda motor mereka. Lampu sein motor akan secara otomatis berganti-ganti warna sesuai dengan pergerakan sepeda motor, sehingga pengendara lain dapat mengetahui arah pergerakan sepeda motor tersebut. Tanda kekiri ataupun ke kanan juga untuk menunjukkan kearah mana kendaraan kita akan melaju.
Komponen Penyusun
Untuk membuat kedipan pada lampu sein digunakan komponen seperti lampu sein, switch, relay, dan kabel listrik. Switch digunakan untuk mengaktifkan atau menonaktifkan lampu sein, sedangkan relay digunakan untuk mengatur jumlah kedipan yang diinginkan. Kabel listrik digunakan untuk menghubungkan komponen-komponen tersebut dengan sumber tegangan listrik. Dengan menggunakan komponen-komponen tersebut, lampu sein dapat dikendalikan secara otomatis untuk berkedip dengan interval waktu yang dapat disesuaikan.
Jadi komponen yang dipakai untuk membuat kedipan pada lampu sein, adalah flasher. Flasher sendiri merupakan komponen khusus pada kendaraan yang mampu memutuskan arus secara berkala. Sehingga lampu bisa berkedip.
Ada beberapa jenis flasher yang dipakai pada kendaraan, antara lain tipe bimetal, tipe transistor, dan tipe kapasitor. Dan ketiga jenis itu punya cara kerja yang berbeda.
1. Flasher tipe bimetal
Flasher bimetal menggunakan dua buah bimetal yang akan bereaksi ketika ada aliran listrik. Jadi sederhananya, ketika tidak ada aliran listrik kedua bimetal akan saling terhubung sehingga arus dari input flasher akan terhubung ke output flasher.
Jadi, ketika saklar sein dinyalakan maka lampu sein akan nyala. Tapi aliran listrik pada bimetal itu membuat bimetal bereaksi. Reaksinya, bimetal akan melengkung sehingga kontak terputus. Saat kontak terputus, maka arus dari input flasher juga terputus dan membuat lampu sein mati.
Saat kontak terputus, tidak ada aliran listrik ke bimetal sehingga bimetal dingin akhirnya bimetal kembali ke posisi semula. Saat bimetal sudah ke posisi semula, kontak kembali terhubung. Hasilnya lampu akan nyala kembali dan itu menyebabkan efek kedipan pada lampu sein.
Tipe ini terbilang tipe konvensional dan banyak dipakai pada kendaraan yang diproduksi dulu.
2. Flasher tipe transistor
Kalau tipe transistor, sudah menggunakan komponen elektronik berupa multivibrator oscillator yang mampu membuat efek kedipan.
Jadi layaknya lampu taman, kedipan lampu bisa lebih rapi dan biasanya tidak mengeluarkan suara.
3. Flasher tipe kapasitor
Untuk flasher tipe kapasitor, sebenarnya hampir sama dengan flasher transistor. Hanya pada tipe ini, kita mengunakan plat untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik.
Jadi, plat ini bisa putus nyambung karena ada koil magnet.
Ketika saklar sein masih OFF, kontak terhubung sehingga input flasher terhubung ke output flasher. Saat saklar sein dinyalakan, kemagnetan pada magnetik coil menarik kontak. Sehingga kontak terputus.
Saat kontak terputus, kemagnetan pada coil menghilang sehingga setelah terputus, kontak langsung nyambung lagi.
Masalahnya, kalau kontak putusnya terlalu cepat maka kedipan tidak akan terasa. Oleh sebab itu kita menambahkan kapasitor. Jadi ketika kontak terputus, kapasitor masih punya arus cadangan untuk mempertahankan kemagnetan pada coil.
Dan ini membuat putusnya kontak jadi lebih lama. Sehingga efek kedipannya akan terlihat.
Tipe ini meski sudah masuk kategori flasher elektronik, tapi masih mengeluarkan bunyi khas ketika lampu sein ini dinyalakan.
Rupanya, bunyi ini memang dibutuhkan sebagai pertanda kalau lampu sein itu nyala. Jadi pengemudi tidak perlu menengok dashboard untuk melihat indikator lampu sein, cukup dengarkan bunyinya untuk tahu apakah lampu sein nyala atau tidak.