10 Perusahaan Kelapa Sawit Terbesar di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu produsen kelapa sawit terbesar di dunia. 10 Perusahaan Kelapa Sawit Terbesar di Indonesia membentang dari ujung barat hingga timur Indonesia, menghasilkan bahan baku penting untuk berbagai industri, termasuk makanan, kosmetik, dan biofuel.

Perusahaan Kelapa Sawit Terbesar – Dalam artikel ini, kami akan membahas sepuluh perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia berdasarkan ukuran luas lahan perkebunan dan produksi minyak kelapa sawit. Kami juga akan membahas kinerja keuangan perusahaan, nilai saham, dan kontribusi mereka terhadap perekonomian Indonesia.

Artikel ini juga akan menyajikan contoh-contoh judul yang dapat digunakan untuk mencari informasi mengenai 10 perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia.

 

Daftar 10 Perusahaan Kelapa Sawit Terbesar di Indonesia

Berikut ini adalah daftar 10 perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia berdasarkan luas lahan perkebunan dan produksi minyak kelapa sawit:

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)

Perusahaan kelapa sawit terbesar

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) sebagai perusahaan kelapa sawit terbesar merupakan perusahaan publik yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan karet. Didirikan pada tahun 1988, perusahaan ini bermarkas di Jakarta dan memiliki anak perusahaan di seluruh Indonesia. AALI memiliki lahan perkebunan seluas lebih dari 290.000 hektar yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

AALI memproduksi berbagai produk turunan kelapa sawit, seperti Crude Palm Oil (CPO), kernel, dan turunan lainnya. Pada tahun 2021, produksi CPO AALI mencapai 1,36 juta ton atau naik sekitar 7,9% dari tahun sebelumnya. Selain itu, AALI juga memiliki usaha di bidang biodiesel dan pengolahan minyak goreng.

Perusahaan ini memiliki sekitar 29.000 karyawan dan merupakan bagian dari Astra International Group, salah satu konglomerat terbesar di Indonesia. Saat ini, nilai saham AALI di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai sekitar Rp 15.050 per saham dengan total kapitalisasi pasar sekitar Rp 48,9 triliun per akhir Februari 2023. AALI telah meraih sejumlah penghargaan di bidang keberlanjutan dan pengelolaan lingkungan, serta telah terdaftar sebagai perusahaan yang mengadopsi prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP)

Perusahaan kelapa sawit terbesar

PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), sebagai perusahaan kelapa sawit terbesar adalah perusahaan kelapa sawit yang didirikan pada tahun 1906. Perusahaan ini awalnya bernama “Nederlandsch-Indische Planters Bond” dan didirikan oleh para petani Belanda di Sumatera untuk mempromosikan kepentingan mereka. Setelah Indonesia merdeka, perusahaan ini dinasionalisasi dan berganti nama menjadi “Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia” atau lebih dikenal dengan sebutan Lonsum. Pada tahun 2007, Lonsum bergabung dengan Salim Group dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Setelah itu, nama perusahaan berubah menjadi PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (Lonsum) dan menjadi bagian dari Grup Indofood.

Saat ini, LSIP memiliki lahan perkebunan kelapa sawit seluas lebih dari 100.000 hektar yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia, seperti Sumatera Utara, Aceh, dan Riau. Perusahaan ini juga memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas produksi mencapai 400 ton per jam. Produk utama LSIP adalah minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan inti sawit. Pada tahun 2021, produksi CPO LSIP mencapai sekitar 455 ribu ton. Selain itu, perusahaan ini juga bergerak di bidang industri karet dan kopi.

LSIP memiliki sekitar 18.000 karyawan yang tersebar di seluruh wilayah operasionalnya di Indonesia. Perusahaan ini juga tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham LSIP. Pada 23 Februari 2023, harga saham LSIP di Bursa Efek Indonesia sebesar Rp. 825 per saham dengan total nilai kapitalisasi pasar mencapai sekitar Rp. 14,8 triliun.

PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR)

Perusahaan kelapa sawit terbesar

PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) sebagai perusahaan kelapa sawit terbesar adalah perusahaan perkebunan yang berbasis di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010 dan menjadi salah satu anak perusahaan dari Sinar Mas Group, sebuah konglomerat bisnis yang bergerak di berbagai sektor, termasuk perkebunan kelapa sawit. SMAR memiliki kegiatan operasional di Indonesia dan beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Papua Nugini.

SMAR memiliki lahan perkebunan seluas lebih dari 185.000 hektar dengan produksi utamanya adalah kelapa sawit. Pada tahun 2021, SMAR mencatat produksi CPO sebanyak 670.000 ton, naik dari 651.000 ton pada tahun sebelumnya. SMAR juga memproduksi produk turunan kelapa sawit, seperti kernel dan minyak sawit.

Dalam menjalankan kegiatan operasinya, SMAR memiliki lebih dari 25.000 karyawan yang tersebar di seluruh lokasi perkebunan dan kantor pusat. Perusahaan ini memiliki komitmen untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar melalui program-program CSR, termasuk program pemberdayaan masyarakat, pendidikan, dan kesehatan.

Nilai saham SMAR tercatat di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Malaysia. Pada 23 Februari 2023, harga saham SMAR di Bursa Efek Indonesia sebesar Rp1.335 per saham dengan kapitalisasi pasar sekitar Rp17,9 triliun. Sementara itu, di Bursa Efek Malaysia, harga saham SMAR sekitar RM1,60 per saham dengan kapitalisasi pasar sekitar RM2,5 miliar.

PT Sime Darby Plantation Indonesia (SDPI)

PT Sime Darby Plantation Indonesia (SDPI) sebagai perusahaan kelapa sawit terbesar merupakan anak perusahaan dari Sime Darby Plantation Berhad, yang berbasis di Malaysia. SDPI didirikan pada tahun 1910 dengan nama Minyak Kelapa Djawa Tuan Sing & Co. Berlokasi di Sumatera Selatan dan Riau, SDPI memiliki lahan perkebunan seluas 144.000 hektar dengan produksi CPO yang mencapai 450.000 ton per tahun. Perusahaan ini juga memproduksi produk turunan kelapa sawit seperti kernel, PKO, dan PKE.

Sebagai salah satu perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia, SDPI telah menerapkan berbagai program keberlanjutan dan ramah lingkungan. SDPI mengadopsi program berkelanjutan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, mempromosikan perlindungan lingkungan, dan mendorong sosial ekonomi masyarakat sekitar. SDPI juga memiliki berbagai sertifikasi global seperti RSPO, ISCC, dan Roundtable on Sustainable Biomaterials (RSB) yang menunjukkan komitmennya terhadap praktik perkebunan berkelanjutan.

Pada tahun 2021, SDPI memiliki sekitar 23.000 karyawan dengan nilai saham mencapai sekitar Rp 16,2 triliun. Meskipun SDPI telah menerapkan berbagai program berkelanjutan, perusahaan ini masih dihadapkan pada berbagai tantangan seperti perubahan iklim dan tekanan dari masyarakat terhadap praktik perkebunan yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, SDPI terus berupaya untuk meningkatkan praktik perkebunan berkelanjutan dengan memperkuat kolaborasi dengan pemerintah, masyarakat, dan para pemangku kepentingan.

PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP)

PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) sebagai perusahaan kelapa sawit terbesar adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang didirikan pada tahun 1980. Perusahaan ini memiliki lahan perkebunan seluas 75.595 hektar di Sumatera dan Jawa. Wilayah operasional UNSP terdiri dari tiga kelompok perkebunan, yaitu kelompok perkebunan Aceh, kelompok perkebunan Sumatera Utara, dan kelompok perkebunan Jawa. UNSP memproduksi produk turunan kelapa sawit, seperti CPO, kernel, dan turunan lainnya.

Pada tahun 2021, produksi CPO UNSP mencapai sekitar 130.000 ton. Selain itu, UNSP juga memproduksi 23.000 ton kernel dan 6.800 ton turunan lainnya. Jumlah karyawan UNSP pada akhir tahun 2020 mencapai sekitar 7.000 orang.

Saat ini, nilai saham UNSP di bursa efek Indonesia (BEI) sekitar Rp 83 per saham dengan market capitalization mencapai Rp 3,53 triliun. Meskipun pernah mengalami penurunan produksi pada tahun 2020, UNSP terus melakukan upaya untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam produksi kelapa sawit. Perusahaan juga fokus pada pengembangan dan diversifikasi bisnis, termasuk dalam bidang pengolahan limbah kelapa sawit dan pembangkit listrik berbasis kelapa sawit.

PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (Lonsum)

PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (Lonsum) sebagai perusahaan kelapa sawit terbesar adalah salah satu produsen kelapa sawit terbesar di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1906 oleh sekelompok pengusaha Belanda dan menjalankan bisnis di bidang perkebunan kelapa sawit dan karet. Lonsum awalnya dikenal dengan nama The London Sumatra Plantations Ltd dan beroperasi di Sumatera Utara. Setelah beroperasi selama beberapa dekade, perusahaan ini mengalami beberapa kali perubahan nama dan kepemilikan hingga akhirnya menjadi Lonsum pada tahun 2007.

Lonsum memiliki lahan perkebunan kelapa sawit seluas 98.054 hektar yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia seperti Sumatera Utara, Riau, Jambi, dan Kalimantan Barat. Perusahaan ini juga memiliki beberapa pabrik pengolahan CPO, kernel, dan turunannya. Pada tahun 2021, produksi CPO Lonsum mencapai 408.325 ton.

Lonsum memiliki sekitar 31.000 karyawan yang tersebar di seluruh wilayah operasinya. Selain itu, perusahaan ini juga aktif dalam program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dengan fokus pada bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat sekitar perkebunan.

Lonsum juga tercatat sebagai salah satu perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham LSIP. Pada akhir Februari 2023, nilai saham Lonsum mencapai sekitar Rp 840 per saham, dengan kapitalisasi pasar sekitar Rp 14 triliun.

PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS)

PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) sebagai perusahaan kelapa sawit terbesar adalah perusahaan kelapa sawit yang didirikan pada tahun 1996. Perusahaan ini berbasis di Jakarta dan memiliki lahan perkebunan seluas lebih dari 120.000 hektar di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. SSMS memproduksi berbagai produk turunan kelapa sawit, seperti crude palm oil (CPO), palm kernel, dan turunan lainnya. Saat ini, SSMS juga mulai mengembangkan usaha di bidang energi terbarukan melalui produksi biofuel dan biogas.

Produksi CPO SSMS pada tahun 2021 mencapai sekitar 254 ribu ton dengan produksi minyak inti sawit (Palm Kernel Oil/PKO) sekitar 38 ribu ton. Jumlah karyawan SSMS mencapai lebih dari 22 ribu orang pada akhir tahun 2021. Nilai saham SSMS di bursa efek Indonesia (BEI) pada akhir Februari 2023 sekitar Rp 1.260 per saham dengan market capitalization sekitar Rp 11,8 triliun.

Perusahaan ini terus berusaha meningkatkan kinerjanya melalui program pengembangan keberlanjutan, seperti peningkatan efisiensi produksi dan pengurangan emisi gas rumah kaca. Selain itu, SSMS juga aktif terlibat dalam program Corporate Social Responsibility (CSR) di daerah-daerah sekitar perkebunannya, seperti program pengembangan masyarakat dan lingkungan. Perusahaan ini juga telah menerima berbagai penghargaan di bidang keberlanjutan dan CSR, seperti Penghargaan BUMN Award 2021 kategori keberlanjutan dan sertifikat PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2021.

PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA)

PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) sebagai perusahaan kelapa sawit terbesar adalah perusahaan kelapa sawit yang didirikan pada tahun 1973. Berbasis di Lampung, TBLA memiliki lahan perkebunan seluas lebih dari 200.000 hektar di Sumatera dan Kalimantan. Perusahaan ini memproduksi produk turunan kelapa sawit, seperti CPO dan kernel. Pada tahun 2021, produksi CPO TBLA mencapai 1,4 juta ton, sedangkan produksi kernel mencapai 380.000 ton.

TBLA juga menjadi salah satu perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia dengan jumlah karyawan sekitar 29.000 orang pada tahun 2020. Nilai saham TBLA juga cukup stabil, dengan nilai tertinggi sebesar Rp4.080 per saham pada tahun 2021 dan nilai terendah sebesar Rp1.180 per saham pada tahun 2020. Saat ini, nilai saham TBLA berada di kisaran Rp2.300 per saham.

Selain berkomitmen untuk menghasilkan produk yang berkualitas, TBLA juga berusaha menjaga keberlanjutan operasionalnya dengan mengimplementasikan praktik bisnis yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Perusahaan ini telah memperoleh sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) serta menerapkan program tanggung jawab sosial perusahaan, seperti program pengembangan masyarakat dan lingkungan.

PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT)

PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) sebagai perusahaan kelapa sawit terbesar didirikan pada tahun 1983 dan berbasis di Jakarta. Perusahaan ini memiliki lahan perkebunan seluas lebih dari 70.000 hektar di Sumatera dan Kalimantan. ANJT memproduksi produk turunan kelapa sawit, seperti CPO, kernel, dan turunan lainnya. Pada tahun 2021, produksi CPO ANJT mencapai 395.000 ton, sedangkan produksi kernel mencapai 98.000 ton.

ANJT sebagai perusahaan kelapa sawit terbesar juga menjadi salah satu perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia dengan jumlah karyawan sekitar 17.000 orang pada tahun 2020. Nilai saham ANJT juga cukup stabil, dengan nilai tertinggi sebesar Rp2.430 per saham pada tahun 2021 dan nilai terendah sebesar Rp555 per saham pada tahun 2020. Saat ini, nilai saham ANJT berada di kisaran Rp1.400 per saham.

ANJT juga memiliki komitmen untuk menjaga keberlanjutan operasionalnya dengan menerapkan praktik bisnis yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Perusahaan ini telah memperoleh sertifikasi RSPO dan ISPO serta berkontribusi dalam pengembangan masyarakat dan lingkungan melalui program-program CSR.

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG)

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) sebagai perusahaan kelapa sawit terbesar adalah perusahaan kelapa sawit yang didirikan pada tahun 1980. Berbasis di Jakarta, DSNG memiliki lahan perkebunan seluas lebih dari 150.000 hektar di Sumatera dan Kalimantan. DSNG memproduksi produk turunan kelapa sawit, seperti CPO, kernel, dan turunan lainnya. Pada tahun 2021, produksi CPO DSNG mencapai 453.655 ton atau naik sekitar 3,7% dari tahun sebelumnya.

Selain memproduksi kelapa sawit, DSNG juga memiliki bisnis kertas dan pulp. Bisnis ini diwakili oleh PT Dharma Satya Nusantara Pulp and Paper (DSNGP), yang memiliki kapasitas produksi sekitar 450.000 ton pulp dan 245.000 ton kertas tahunan. DSNGP merupakan satu-satunya pabrik pulp dan kertas di Indonesia yang menggunakan bahan baku akasia.

Dalam hal keuangan, pada tahun 2021, nilai saham DSNG mencapai sekitar Rp 1.285 per saham. Total pendapatan DSNG pada tahun yang sama mencapai Rp 6,06 triliun dan laba bersih sebesar Rp 423,9 miliar. DSNG juga dikenal sebagai perusahaan yang peduli terhadap lingkungan dan sosial, dengan melakukan berbagai inisiatif berkelanjutan, seperti program perkebunan berkelanjutan dan pengurangan emisi gas rumah kaca.

 

Kontribusi Perusahaan Kelapa Sawit Terbesar di Indonesia pada Perekonomian

Sepuluh perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia memiliki kontribusi besar pada perekonomian Indonesia. Mereka menyediakan lapangan kerja bagi ribuan pekerja di sekitar perkebunan, serta membayar pajak yang signifikan kepada pemerintah. Selain itu, perusahaan-perusahaan ini juga melakukan kegiatan sosial dan lingkungan yang membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal dan menjaga kelestarian lingkungan.

Beberapa perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia juga memiliki bisnis yang terkait dengan produk turunan kelapa sawit, seperti biodiesel dan produk makanan dan minuman yang menggunakan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia tidak hanya memproduksi minyak sawit mentah, tetapi juga berkontribusi pada sektor industri lainnya.

 

Penutup

Industri kelapa sawit merupakan salah satu sektor yang penting bagi perekonomian Indonesia. Sepuluh perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia memiliki luas lahan perkebunan yang sangat besar dan memproduksi jutaan ton minyak sawit mentah setiap tahunnya. Meskipun telah menuai kritik karena dampak lingkungan dan sosialnya, perusahaan-perusahaan ini memiliki kontribusi besar pada perekonomian Indonesia dan melakukan berbagai kegiatan sosial dan lingkungan yang membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal dan menjaga kelestarian lingkungan.

Dengan informasi yang telah disajikan, diharapkan pembaca dapat lebih memahami tentang 10 perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia dan kontribusinya pada perekonomian Indonesia. Penting untuk terus memantau dan memperbaiki praktik pertanian yang berkelanjutan agar industri kelapa sawit dapat berkembang secara bertanggung jawab dan berkelanjutan di masa depan.

 

Pertanyaan Seputar Perusahaan Kelapa Sawit Terbesar di Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *