Semen: Pengertian, Bahan Baku, Jenis, dan Proses Pembuatan

alwepo.com, Aplikasi semen dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat pada berbagai jenis bangunan, seperti rumah, gedung, jembatan, dan jalan raya. Semen juga dapat digunakan untuk membuat lantai, dinding, dan plesteran untuk menyelesaikan sebuah bangunan.

Selain itu, semen juga dapat digunakan untuk membuat beton, yang merupakan bahan yang sering digunakan dalam konstruksi bangunan dan jembatan.

Apa Itu Semen?

Semen adalah bahan dasar yang penting dalam pembangunan struktur bangunan. Semen adalah bahan kimia yang dibuat dengan menggiling tanah liat, kapur, dan pasir, lalu mencampurnya dengan air.

Semen memiliki sifat adhesi, kohesi, dan kekuatan tekan yang tinggi, sehingga dapat digunakan untuk mengikat bahan-bahan bangunan lainnya seperti batu bata, batu, pasir, dan kerikil untuk membuat beton atau mortir.

Semen juga memiliki sifat yang dapat mengeras dan mengeras sempurna setelah dicampur dengan air, sehingga dapat digunakan dalam berbagai macam proyek pembangunan.

Jenis Semen

Kegunaan Semen

Semen memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam dunia konstruksi. Beberapa kegunaan semen diantaranya adalah:

  1. Sebagai bahan dasar untuk membuat beton: Beton adalah campuran dari semen, pasir, kerikil, dan air yang digunakan dalam konstruksi bangunan. Beton memiliki sifat kuat, tahan lama, dan tahan terhadap cuaca ekstrem sehingga sering digunakan sebagai bahan dasar dalam pembangunan struktur bangunan.
  2. Sebagai bahan dasar untuk membuat mortir: Mortir adalah campuran semen, pasir, dan air yang digunakan untuk mengikat batu bata atau batu untuk membuat dinding atau struktur bangunan lainnya. Mortir memiliki sifat elastis sehingga dapat menyerap getaran dan goncangan sehingga dapat meningkatkan kekuatan struktur bangunan.
  3. Sebagai bahan dasar untuk membuat plesteran: Plesteran adalah lapisan tipis dari campuran semen, pasir, dan air yang diaplikasikan pada dinding atau langit-langit bangunan untuk menyelesaikan permukaan bangunan. Plesteran memiliki sifat yang dapat menyerap dan melepaskan kelembaban sehingga dapat mempertahankan kondisi udara dalam ruangan.
  4. Sebagai bahan dasar untuk membuat lantai: Lantai dapat dibuat dari campuran semen, pasir, dan air yang dicampur dan dicetak menjadi bentuk yang diinginkan. Lantai dari semen memiliki sifat tahan lama dan mudah dibersihkan sehingga sering digunakan dalam pembangunan struktur bangunan.
  5. Sebagai bahan dasar untuk membuat jembatan: Jembatan dapat dibuat dari campuran semen, pasir, kerikil, dan air yang dicetak menjadi bentuk yang diinginkan. Jembatan dari semen memiliki sifat tahan lama dan tahan terhadap beban berat sehingga sering digunakan dalam pembangunan jembatan.

 

Jenis-Jenis Semen

Ada beberapa jenis semen yang digunakan dalam konstruksi bangunan, diantaranya adalah:

Semen Portland

Semen Portland adalah jenis semen yang paling banyak digunakan dalam konstruksi bangunan. Semen ini dibuat dengan menggiling tanah liat, kapur, dan pasir lalu dicampur dengan air. Semen Portland memiliki sifat kuat, tahan lama, dan tahan terhadap cuaca ekstrem sehingga sering digunakan dalam pembangunan struktur bangunan.

Semen Portland Pozzolan

Semen Portland Pozzolan adalah jenis semen yang dibuat dengan menambahkan zat pozzolan pada semen Portland. Zat pozzolan dapat meningkatkan sifat adhesi, kohesi, dan kekuatan tekan semen sehingga dapat digunakan dalam konstruksi bangunan yang membutuhkan kekuatan tambahan.

Semen Portland Komposit

Semen Portland Komposit adalah jenis semen yang dibuat dengan menambahkan serat-serat komposit pada semen Portland. Serat komposit dapat meningkatkan sifat fleksibilitas dan kekuatan tarik semen sehingga dapat digunakan dalam konstruksi bangunan yang membutuhkan fleksibilitas tambahan.

Semen Hidrolik

Semen Hidrolik adalah jenis semen yang dibuat dengan menambahkan zat-zat yang dapat bereaksi dengan air sehingga dapat mengeras meskipun tanpa adanya oksigen. Semen hidrolik memiliki sifat yang dapat mengeras dengan cepat sehingga sering digunakan dalam pembangunan struktur bangunan yang membutuhkan kecepatan pengerjaan.

Semen Aluminat

Semen Aluminat adalah jenis semen yang dibuat dengan menambahkan alumunium pada campuran semen. Semen aluminat memiliki sifat yang dapat mengeras dengan cepat dan tahan terhadap panas sehingga sering digunakan dalam pembangunan struktur bangunan yang membutuhkan kekuatan tambahan dan tahan terhadap panas.

 

Jenis Campuran Semen

Dalam pencampuran semen akan terbentuk cairan semen. Cairan semen adalah cairan yang terbentuk setelah bubuk halus dari tanah liat, kapur, dan pasir dicampur dengan air hingga terbentuk adonan yang homogen.

Cairan semen biasanya terdiri dari campuran air, tanah liat, kapur, dan pasir yang dicampur secara merata dan homogen. Cairan semen ini kemudian ditampung dalam wadah dan disaring menggunakan saringan yang halus untuk menghilangkan partikel-partikel kasar yang terdapat dalam cairan. Setelah selesai disaring, cairan ini kemudian dikeringkan hingga terbentuk bubuk semen yang kering.

Cairan semen tidak biasa digunakan secara langsung dalam konstruksi, tetapi harus dikeringkan terlebih dahulu untuk menghasilkan bubuk semen yang dapat digunakan dalam konstruksi.

Ada beberapa jenis campuran semen yang dapat digunakan dalam konstruksi bangunan, diantaranya adalah:

  1. Campuran Semen dan Air: Campuran semen dan air adalah campuran yang paling sederhana yang dapat digunakan dalam konstruksi bangunan. Campuran ini dibuat dengan mencampur semen dengan air hingga terbentuk adonan yang dapat diaplikasikan pada dinding atau struktur bangunan lainnya.
  2. Campuran Semen, Pasir, dan Air: Campuran semen, pasir, dan air adalah campuran yang sering digunakan dalam konstruksi bangunan. Campuran ini dibuat dengan mencampur semen, pasir, dan air hingga terbentuk adonan yang dapat diaplikasikan pada dinding atau struktur bangunan lainnya.
  3. Campuran Semen, Pasir, Kerikil, dan Air: Campuran semen, pasir, kerikil, dan air adalah campuran yang sering digunakan dalam pembuatan beton. Campuran ini dibuat dengan mencampur semen, pasir, kerikil, dan air hingga terbentuk adonan yang dapat dicetak menjadi bentuk yang diinginkan.
  4. Campuran Semen, Pasir, Kerikil, Serat Komposit, dan Air: Campuran semen, pasir, kerikil, serat komposit, dan air adalah campuran yang digunakan untuk membuat beton yang memiliki sifat fleksibilitas tambahan. Campuran ini dibuat dengan mencampur semen, pasir, kerikil, serat komposit, dan air hingga terbentuk adonan yang dapat dicetak menjadi bentuk yang diinginkan.

Cara Membuat Acian Semen

Cara membuat acian semen adalah sebagai berikut:

  1. Persiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan, diantaranya adalah semen, pasir, air, dan bahan aditif seperti plester atau kapur tohor.
  2. Campurkan semen, pasir, dan air dalam wadah hingga terbentuk adonan yang homogen. Jika menggunakan bahan aditif, tambahkan bahan aditif tersebut ke dalam adonan semen.
  3. Aduk adonan semen tersebut hingga tercampur secara merata dan homogen.
  4. Tuang adonan semen ke dalam cetakan acian yang telah disiapkan.
  5. Ratakan permukaan acian semen dengan menggunakan spatula atau alat lain yang sesuai.
  6. Biarkan acian semen mengeras selama beberapa jam atau hingga kering sempurna.
  7. Setelah kering, lepaskan acian semen dari cetakan dan bersihkan permukaannya dengan menggunakan sikat atau alat lain yang sesuai.
  8. Acian semen siap digunakan sesuai kebutuhan.

 

Jenis Kekuatan Semen

Kekuatan semen adalah kemampuan semen untuk menahan beban atau tekanan yang diberikan pada struktur bangunan yang dibuat dari semen. Kekuatan semen dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah:
  1. Kekuatan tekan: Kekuatan tekan adalah kemampuan semen untuk menahan tekanan yang diberikan pada struktur bangunan. Kekuatan tekan semen dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah kekuatan tekan minimum, kekuatan tekan rata-rata, dan kekuatan tekan maksimum.
  2. Kekuatan lentur: Kekuatan lentur adalah kemampuan semen untuk menahan gaya lentur yang diberikan pada struktur bangunan. Kekuatan lentur semen dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah kekuatan lentur minimum, kekuatan lentur rata-rata, dan kekuatan lentur maksimum.
  3. Kekuatan tarik: Kekuatan tarik adalah kemampuan semen untuk menahan gaya tarik yang diberikan pada struktur bangunan. Kekuatan tarik semen dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah kekuatan tarik minimum, kekuatan tarik rata-rata, dan kekuatan tarik maksimum.
  4. Kekuatan geser: Kekuatan geser adalah kemampuan semen untuk menahan gaya geser yang diberikan pada struktur bangunan. Kekuatan geser semen dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah kekuatan geser minimum, kekuatan geser rata-rata, dan kekuatan geser maksimum.

 

Bahan Baku Pembuatan Semen

Semen adalah bahan kimia yang dibuat dengan menggiling tanah liat, kapur, dan pasir lalu dicampur dengan air. Bahan-bahan tersebut merupakan bahan baku utama dalam pembuatan semen.

Tanah liat berfungsi sebagai bahan pengikat, kapur berfungsi sebagai bahan penguat, dan pasir berfungsi sebagai bahan pengisi. Selain itu, dalam proses pembuatan semen, biasanya juga ditambahkan zat-zat tambahan seperti aluminium, pozzolan, dan serat komposit untuk meningkatkan sifat-sifat semen.

Bahan baku pembuatan semen adalah bahan-bahan yang digunakan sebagai bahan dasar untuk memproduksi semen. Bahan-bahan ini terdiri dari unsur-unsur alami yang ditambang dari lapisan bumi dan kemudian dihancurkan menjadi ukuran yang lebih kecil sebelum diolah menjadi semen.

Bahan baku utama pembuatan semen adalah pasir kuarsa, tanah liat, batu kapur, dan batu bara. Pasir kuarsa dan tanah liat merupakan bahan utama dalam pembuatan semen, sementara batu kapur dan batu bara digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan panas yang diperlukan dalam proses pembuatan semen.

Selain bahan baku utama, ada juga bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan semen, seperti besi, alumunium, dan belerang. Bahan-bahan ini ditambang dari lapisan bumi dan kemudian dihancurkan menjadi ukuran yang lebih kecil sebelum dicampur dengan bahan baku utama untuk membuat bahan campuran semen.

Proses pembuatan semen membutuhkan bahan baku yang berkualitas tinggi agar hasilnya sesuai dengan yang diinginkan. Bahan baku yang tidak sesuai standar akan menghasilkan produk berkualitas rendah yang tidak sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu, pemilihan bahan baku harus dilakukan dengan benar dan tepat agar proses pembuatan semen berjalan dengan lancar.

 

Tahapan Pembuatan Semen Di Pabrik Semen

Pembuatan semen melalui beberapa tahap, diantaranya adalah:

Semen adalah salah satu bahan bangunan yang paling penting. Proses pembuatannya meliputi beberapa tahap, diantaranya adalah:

Penambangan bahan baku

Penambangan bahan baku merupakan tahap pertama dalam proses pembuatan semen. Bahan baku utama yang digunakan untuk membuat semen adalah tanah liat, pasir, batu kapur, dan batu kapur. Mereka ditambang dari lokasi yang sesuai dengan standar keamanan dan kualitas yang ditetapkan.

Proses penambangan bahan baku dapat dilakukan dengan berbagai metode, tergantung pada kondisi lokasi dan komposisi bahan baku yang akan ditambang. Beberapa metode yang sering digunakan antara lain adalah:

  1. Tambang terbuka (open pit mining) – merupakan metode penambangan yang paling umum digunakan untuk menambang bahan baku semen. Pada tambang terbuka, bahan baku ditambang menggunakan alat berat seperti excavator atau dozer. Tanah di atas bahan baku kemudian dipindahkan dan ditimbun di tempat lain.
  2. Tambang bawah tanah (underground mining) – metode ini digunakan untuk menambang bahan baku yang terdapat di bawah permukaan tanah. Pada tambang bawah tanah, bahan baku ditambang menggunakan alat-alat seperti bor, peledak, dan bucket wheel excavator.
  3. Penambangan terapung (floating mining) – metode ini biasanya digunakan untuk menambang bahan baku yang terdapat di laut atau sungai. Pada penambangan terapung, bahan baku ditambang menggunakan kapal penambang atau platform terapung yang dilengkapi dengan alat-alat penambangan.

Setelah bahan baku ditambang, kemudian diangkut ke pabrik penggilingan untuk dihancurkan menjadi ukuran yang lebih kecil sebelum dicampur dan diolah menjadi semen. Proses penambangan bahan baku harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan standar keamanan dan lingkungan untuk menghindari kerusakan lingkungan dan risiko kecelakaan.

Penggilingan bahan baku

Penggilingan bahan baku adalah tahap kedua dalam proses pembuatan semen. Setelah bahan baku ditambang, kemudian diangkut ke pabrik penggilingan untuk dihancurkan menjadi ukuran yang lebih kecil. Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses pencampuran dan pembuatan semen.

Proses penggilingan bahan baku biasanya dilakukan menggunakan mesin penggiling (grinding mill). Mesin ini terdiri dari silinder besar yang berputar (rotating cylinder) dan bola-bola logam atau batu gerinda yang berputar bersama-sama dengan silinder. Bahan baku yang masuk ke dalam mesin akan digiling oleh bola-bola logam atau batu gerinda tersebut hingga ukurannya menjadi lebih kecil.

Proses penggilingan bahan baku dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu:

  1. Dry grinding – metode ini digunakan untuk menggiling bahan baku tanpa menggunakan air. Bola-bola logam atau batu gerinda akan berputar di dalam silinder dan menghancurkan bahan baku menjadi ukuran yang lebih kecil.
  2. Wet grinding – metode ini digunakan untuk menggiling bahan baku dengan menggunakan air. Pada metode ini, bahan baku yang masuk ke dalam mesin akan dicampur dengan air sehingga menjadi lembek. Kemudian bola-bola logam atau batu gerinda akan berputar di dalam silinder dan menghancurkan bahan baku menjadi ukuran yang lebih kecil.

Setelah dihancurkan, bahan baku kemudian dicampur dengan air dan bahan kimia lainnya sesuai dengan formula yang telah ditentukan untuk membuat bahan campuran semen. Proses penggilingan bahan baku harus dilakukan dengan benar dan tepat agar hasilnya sesuai dengan yang diinginkan.

Pencampuran bahan baku

Pencampuran bahan baku adalah tahap ketiga dalam proses pembuatan semen. Setelah bahan baku dihancurkan menjadi ukuran yang lebih kecil di pabrik penggilingan, kemudian dicampur dengan air dan bahan kimia lainnya sesuai dengan formula yang telah ditentukan.

Pencampuran bahan baku dilakukan menggunakan mesin pencampur (mixer). Mesin ini terdiri dari wadah besar yang berputar (rotating drum) dan alat-alat pengaduk (agitators). Bahan baku yang telah dihancurkan akan dimasukkan ke dalam wadah besar dan dicampur dengan air dan bahan kimia lainnya menggunakan alat-alat pengaduk.

Pencampuran bahan baku dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu:

  1. Dry mixing – metode ini digunakan untuk mencampur bahan baku tanpa menggunakan air. Pada metode ini, bahan baku yang telah dihancurkan kemudian dicampur dengan bahan kimia lainnya menggunakan mesin pencampur.
  2. Wet mixing – metode ini digunakan untuk mencampur bahan baku dengan menggunakan air. Pada metode ini, bahan baku yang telah dihancurkan kemudian dicampur dengan air dan bahan kimia lainnya menggunakan mesin pencampur.

Setelah dicampur, bahan campuran kemudian dipanaskan hingga mencapai suhu tinggi di dalam kiln (tungku panas) untuk mengubahnya menjadi semen klinker. Proses pencampuran bahan baku harus dilakukan dengan benar dan tepat agar hasilnya sesuai dengan yang diinginkan.

Penyulingan bahan campuran

Penyulingan bahan campuran adalah tahap keempat dalam proses pembuatan semen. Setelah bahan baku dicampur dengan air dan bahan kimia lainnya, bahan campuran kemudian dipanaskan hingga mencapai suhu tinggi di dalam kiln (tungku panas). Proses ini disebut penyulingan, yang akan mengubah bahan campuran menjadi semen klinker.

Penyulingan bahan campuran dilakukan menggunakan kiln berbentuk silinder panjang yang berputar (rotary kiln). Kiln ini terbuat dari baja atau refraktori (bahan tahan panas) dan dilengkapi dengan alat-alat pemanas dan sistem pengendali suhu. Bahan campuran yang masuk ke dalam kiln akan dipanaskan hingga mencapai suhu tinggi (sekitar 1450 derajat Celsius) menggunakan bahan bakar seperti batubara atau gas alam.

Proses penyulingan bahan campuran dapat dibagi menjadi beberapa tahap, diantaranya adalah:

  1. Preheating – tahap ini bertujuan untuk menaikkan suhu bahan campuran sebelum dimasukkan ke dalam kiln. Pada tahap ini, bahan campuran akan dipanaskan menggunakan panas yang dihasilkan dari kiln itu sendiri atau dari sistem pemanas lainnya.
  2. Calcination – tahap ini bertujuan untuk mengubah bahan campuran menjadi semen klinker. Pada tahap ini, bahan campuran akan dipanaskan hingga mencapai suhu tinggi di dalam kiln selama beberapa jam. Panas yang dihasilkan akan mengubah komposisi kimia bahan campuran dan menghasilkan semen klinker.
  3. Cooling – tahap ini bertujuan untuk menurunkan suhu semen klinker setelah selesai diproses di dalam kiln. Pada tahap ini, semen klinker akan dipindahkan ke dalam cooler (pendingin) untuk dijemur dan dihancurkan menjadi ukuran yang lebih kecil.

Proses penyulingan bahan campuran harus dilakukan dengan benar dan tepat agar hasilnya sesuai dengan yang diinginkan. Penyulingan ini membutuhkan teknologi yang tepat dan dijalankan oleh tenaga ahli yang berpengalaman untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi.

Penggilingan semen klinker

Penggilingan semen klinker adalah tahap kelima dalam proses pembuatan semen. Setelah bahan campuran dipanaskan hingga mencapai suhu tinggi di dalam kiln, kemudian diubah menjadi semen klinker. Semen klinker ini kemudian dihancurkan kembali menjadi ukuran yang lebih halus di pabrik penggilingan.

Proses penggilingan semen klinker dilakukan menggunakan mesin penggiling yang sama dengan yang digunakan untuk menggiling bahan baku. Mesin ini terdiri dari silinder besar yang berputar (rotating cylinder) dan bola-bola logam atau batu gerinda yang berputar bersama-sama dengan silinder. Semen klinker yang masuk ke dalam mesin akan digiling oleh bola-bola logam atau batu gerinda tersebut hingga ukurannya menjadi lebih halus.

Proses penggilingan semen klinker dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu:

  1. Dry grinding – metode ini digunakan untuk menggiling semen klinker tanpa menggunakan air. Bola-bola logam atau batu gerinda akan berputar di dalam silinder dan menghancurkan semen klinker menjadi ukuran yang lebih halus.
  2. Wet grinding – metode ini digunakan untuk menggiling semen klinker dengan menggunakan air. Pada metode ini, semen klinker yang masuk ke dalam mesin akan dicampur dengan air sehingga menjadi lembek. Kemudian bola-bola logam atau batu gerinda akan berputar di dalam silinder dan menghancurkan semen klinker menjadi ukuran yang lebih halus.

Setelah dihancurkan, semen klinker kemudian dicampur dengan bahan tambahan (seperti pasir dan tanah liat) untuk membuat berbagai jenis semen. Proses penggilingan semen klinker harus dilakukan dengan benar dan tepat agar hasilnya sesuai dengan yang diinginkan.

Pencampuran dan penyimpanan

Pencampuran dan penyimpanan adalah tahap terakhir dalam proses pembuatan semen. Setelah semen klinker dihancurkan menjadi ukuran yang lebih halus di pabrik penggilingan, kemudian dicampur dengan bahan tambahan (seperti pasir dan tanah liat) untuk membuat berbagai jenis semen.

Pencampuran semen dilakukan menggunakan mesin pencampur (mixer) yang sama dengan yang digunakan untuk mencampur bahan baku. Mesin ini terdiri dari wadah besar yang berputar (rotating drum) dan alat-alat pengaduk (agitators). Semen klinker yang telah dihancurkan akan dimasukkan ke dalam wadah besar dan dicampur dengan bahan tambahan menggunakan alat-alat pengaduk.

Setelah dicampur, semen kemudian ditampung di dalam silo (wadah penyimpanan) untuk disimpan sementara sebelum dikirim ke pelanggan. Silo ini biasanya terbuat dari baja atau beton dan dilengkapi dengan sistem pengendali kelembaban dan suhu untuk menjaga kualitas semen.

Proses pencampuran dan penyimpanan harus dilakukan dengan benar dan tepat agar hasilnya sesuai dengan yang diinginkan. Selain itu, penyimpanan semen harus dilakukan dengan benar agar semen tidak rusak atau mengalami kerusakan selama disimpan.

Pengiriman

Pengiriman adalah tahap terakhir dalam proses pembuatan semen. Setelah semen disimpan di dalam silo, kemudian dikirim ke pelanggan menggunakan berbagai metode transportasi, seperti truk, kereta api, atau kapal laut.

Pengiriman semen harus dilakukan dengan benar dan tepat agar semen yang dikirimkan tidak rusak atau mengalami kerusakan selama perjalanan. Selain itu, pengiriman semen harus dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan agar pelanggan dapat menerima produk tepat waktu.

Pengiriman semen juga harus dilakukan sesuai dengan regulasi yang berlaku, termasuk persyaratan dokumen dan keamanan transportasi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa semen yang dikirimkan aman dan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan.

 

Itulah tahapan-tahapan dalam proses pembuatan semen. Proses ini membutuhkan teknologi yang tepat dan dijalankan oleh tenaga ahli yang berpengalaman untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi.

 

Harga Semen

Harga semen bervariasi tergantung pada jenis semen, kualitas, dan tempat pembelian. Harga semen bisa berkisar dari Rp. 45.000,- per sak (50 kg) untuk jenis semen biasa, hingga Rp. 150.000,- per sak (50 kg) untuk jenis semen premium.

Harga juga bisa berbeda-beda di tiap daerah, sehingga disarankan untuk memeriksa harga di toko material atau di situs jual beli online sebelum membeli semen.

 

Merk Semen di Indonesia

Merk Semen
Beberapa merk semen yang ada di Indonesia diantaranya adalah:
  1. Semen Gresik
  2. Semen Padang
  3. Semen Merah Putih
  4. Semen Bosowa
  5. Semen Thanglong
  6. Semen Baturaja
  7. Semen Tonasa
  8. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
  9. Semen Holcim Indonesia
  10. Semen Grobogan.

Itulah 10 Merk Semen di Indonesia, masih ada banyak merk semen lainnya yang ada di Indonesia.

 

Pertanyaan Seputar Semen

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *